TUGAS KE 13
MENGKAJI ISU – ISU UTAMA ETIKA BISNIS DI INDONESIA
1. MENGKAJI ETIKA BISNIS di INDONESIA
Berbicara soal etika
bisnis, kita masuk pada pembicaraan yang sifatnya abstrak. Ada dua hal yang
perlu kita mengerti sebelumnya, pertama kata ETIKA dan kedua BISNIS. Etika
merupakan seperangakat kesepakatan umum untuk mengatur hubungan antar orang per
orang atau orang per orang dengan masyarakat, atau masyarakat dengan masyarakat
lain.
Etika yang kemudian
dituangkan dalam bentuk tertulis, maka lahirlah kebijakan yang berupa:
Undang-undang, hukum, peraturan dsb. Namun selain yang tertulis terdapat juga
yang bersifat tak tertulis. Bentuk tak tertulis tersebut berupa kesepakatan
umum dalam masyarakat atau kelompok masyarakat. Kesepakatan ini kemudian lebih
dikenal dengan etiket, sopan santun, dsb.
Hal yang sama juga
terjadi dalam dunia bisnis. Dalam melakukan aktivitasnya, pelaku bisnis harus
memperhitungkan berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan maupun
tindakan perusahaan terhadap para stakeholders. Dan didunia bisnis terdapat
pula aturan yang mengatur antar pelaku hisnis. Perangkat aturan itu berupa
Undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, dll.
Hampir seluruh
masyarakat dunia menilai perilaku berbohong, mencuri, menipu, dan menyakiti
orang lain sebagai perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral. Sedangkan
perilaku kejujuran, menepati janji, membantu orang lain, dan menghormati
hak-hak orang lain, dipandang sebagai perilaku etis moral. Pemilahan
perilaku kedalam berbagai kategori perilaku etis dan perilaku tidak etis sangat
dibutuhkan untuk menjaga dan memelihara kesinambungan pelaku bisnis dimanapun
didunia ini, termasuk di Indonesia. Pertanyaan yang harus kita ajukan, Apakah
di Indonesia sudah menjalankan perilaku etis?. Untuk itu seyogyanya terlebih
dahulu lebih mengetahui tentang seluk beluk Etika Bisnis. Dibawah ini akan dibahas
tentang sumber-sumber pengetahuan yang akan menentukan pemahaman seseorang
mengenai perilaku yang etis dan tidak etis dalam dunia bisnis.
Etika bisnis dalam
tinjauan di indonesia bisa kita refleksikan
pada kondisi krisis ekonomi sekarang ini. Semakin berlarutnya penanganan krisis
membuktikan bahwa etika bisnis di indonesia masih buruk baik itu di kalangan
swasta dalam hal ini pengusaha, pemerintah baik dari pusat maupun daerah di
segala tingkatan. Adanya krisis ekonomi di indonesia disebabkan oleh kebijakan
ekonomi pemerintah yang tidak transparan, akuntabel, tidak memperdulikan
kepentingan rakyat dan yang lebih utama adalah maraknya praktek KKN (korupsi,
kolusi, nepotisme). Kinerja pemerintah bisa kita lihat pada gambaran menyeluruh
dari kondisi bangsa kita sekarang ini. Kebijakan ekonomi pada waktu itu bila
ditinjau dalam prespektif etika bisnis banyak yang tidak objektif (masuk akal).
Hal itu bisa dilihat pada angka-angka sebagai indikator ekonominya.
Kita melihat bahwa Indonesia selama 30 tahun sebelum adanya krisis dipandang
sebagai negara yang berhasil dan dipuji Bank Dunia sebagai negara yang
pembangunannya telah berhasil dan dimasukkan sebagai bagian dari keajaiban Asia
Timur.Tapi setelah adanya krisis kita dihadapkan pada kenyataan bahwa kita
terbelenggu oleh utang yang tidak akan habis sampai dengan sepuluh keturunan
anak cucu kita.Di jaman Soeharto utang dianggap sebagai pendapatan pembangunan,
dikatakan utang khususnya luar negeri dalam kondisi sustainable jika
tidak mencapai 20 % dari total GDP. Kondisi ini tentunya akan sangat
memberatkan pemerintah di kemudian harinya. Karena utang adalah indikator dalam
menentukan soliditas keuangan.
Tidak saja masalah utang yang mengakibatkan indonesia didera krisis, masalah
lainnya adalah tentang krisis perbankan di Indonesia. Hal itu terjadi karena
bank-bank banyak yang telah bermain curang. Bank-bank kita telah digerogoti
oleh pemiliknya sendiri. Pada waktu itu bank-bank yang kalah clearing
dan harus diskors ditolong oleh pemerintah melalui fasilitas diskonto. Kejadian
itu tidak sekali atau dua kali tapi sudah berlangsung lama. Dampaknya adalah
pada kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Praktek kecurangan
perbankan lainnya adalah tentang pembuatan bank-bank fiktif yang hanya
digunakan untuk menarik modal.
Rendahnya etika bisnis yang terlihat dari kebijakan pemerintah yang tidak masuk
akal tercermin juga pada hal lain, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh praktek
KKN (korupsi, kolusi, Nepotisme). Menurut Kwik Kian Gie KKN adalah sumber dari
permasalahan krisis yang terjadi di indonesia. KKN adalah the roots of all
evils. Setiap proyek baik proyek yang didanai oleh pihak luar negeri atau
pemerintah selalu digerogoti oleh para koruptor. Yang terjadi kemudian adalah
otak kita telah dipenuhi oleh otak proyek. Karena dengan adanya proyek tersebut
dampaknya adalah pada pemasukan ke kantong-kantong pribadi yang ujung-ujungnya
korupsi.
Kalau kita melihat dari
fenomena diatas tentunya kesalahan terbesar dalam memahami keberadaan etika dan
moral dalam suatu bisnis di Indonesia terletak pada kecenderungan untuk
memisahkan keduanya dari keberadaan sistem kemasyarakatan. Etika dan moral
dalam pandangan yang berkembang di Indonesia cenderung dilihat sebagai sebuah
variabel yang semata-mata tumbuh dari dalam diri seseorang atau sekelompok
orang. Jadi tidak diwujudkan dalam sebuah lingkup yang lebih besar misalnya
dalam sebuah negara atau perusahaan.
Dengan demikian, etika
dan moral cenderung dipandang sebagai variabel bebas yang sama sekali tidak
tergantung pada kondisi kualitas sistem kemasyarakat secara menyeluruh.
Kecenderungan seperti itu antara lain tampak pada kecenderungan untuk
menyamakan keberadaan etika dan moral seseorang atau sekelompok orang dengan
keberadaan mutiara. Sebagaimana dikemukakan oleh sebuah ungkapan, "Sekali
mutiara akan tetap mutiara. Walaupun dilemparkan ke dalam lumpur sekali pun, ia
akan tetap mutiara." Artinya, seseorang atau sekelompok orang yang
memiliki etika dan moral baik, akan tetap menjadi orang baik dalam sebuah
sistem kemasyarakat yang jahat sekalipun. Kesimpulan seperti itu, walaupun
dapat ditemukan pada pribadi-pribadi tertentu, mustahil dapat dibenarkan pada
tingkat kehidupan bermasyarakat secara umum.
Di
Indonesia, etika bisnis juga merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus baru.
Sebagai sesuatu yang bukan baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya
bisnis dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia
bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Dalam memproduksi sesuatu
kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo dulu juga telah berpatok
pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi. Namun dengan ciri khas
masyarakat Indonesia yang cinta damai, maka masyarakat Indonesia termotivasi
untuk menghindari konflik-konflik kepentingan termasuk dalam dunia bisnis.
Secara
normatif, etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus semenjak
diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan dari pasal
33 UUD 45 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan ekonomi
negara RI semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang
merupakan subyek atau pemilik negeri ini. Jadi pembangunan ekonomi Indonesia
sama sekali tidak diperuntukkan bagi segelintir orang untuk memperkaya diri
atau untuk kelompok orang tertentu saja yang kebetulan tengah berposisi
strategis melainkan demi seluruh rakyat Indonesia. Dua hal penting yang menjadi
hambatan bagi perkembangan etika bisnis di Indonesia adalah budaya masyarakat
Indonesia dan kondisi sosial-politik di Indonesia.
2. Sebelum masuk ke contoh kasus dalam etika bisnis dalam
kajian konflik sosial. Terlebih dahulu apa pengertian dari konflik itu sendiri.
Konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Bahkan, tidak ada satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik. Tiap masyarakat pasti pernah mengalami
konflik, baik konflik dalam cakupan kecil atau konflik berskala besar. Konflik
yang cakupannya kecil, seperti konflik dalam keluarga, teman, dan atasan/bawahan.
Sementara itu, konflik dalam cakupan besar, seperti konflik antargolongan atau
antar kampung.
PENGARUH KONFLIK SOSIAL PADA ETIKA BISNIS
Faktor – Faktor Sosial yang Mempengaruhi Etika
1. Norma –
norma budaya : perilaku seseorang hingga beberapa tingkat dipengaruhi oleh
norma – norma budaya, dan faktor – faktor sosial yang bervariasi dari budaya
satu ke budaya yang lain.
2. Rekan Kerja
: tindakan dan keputusan rekan kerja merupakan faktor sosial lain yang
membentuk rasa etika bisnis seseorang.
3. Orang lain
yang berpengaruh : nilai – nilai dan moral dari “orang yang dianggap
berpengaruh” dapat mempengaruhi persepsi karyawan tentang perilaku etis
dan tidak etis ditempat kerja.
4. Penggunaan
internet
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konflik Dapat
dikelompokan ke dalam 2 kelompok besar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor Internal meliputi :
1. Kemantapan
Organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan
diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya.
Analoginya dalah seseorang yang matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal
dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.
2. Sistem Nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan
yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah
sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
3. Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah
laku organisasi itu serta para anggotanya.
4. Sistem lain
dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem
pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dlam hal sistem
komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang
mudah.
Faktor Eksternal meliputi :
1. Keterbatasan
Sumber Daya
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan
dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
2. Kekaburan aturan/norma
di masyarakat Hal ini memperbesar peluang
perbedaan persepsi dan pola bertindak.
perbedaan persepsi dan pola bertindak.
3. Derajat
ketergantungan dengan pihak lain Semakin tergantung satu pihak
dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4. Pola interaksi dengan
pihak lain Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain
sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian
diri.Penanganan Konflik Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus
mengetahui
kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik.
kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik.
Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain
:
1. Introspeksi
diri
Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa
yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini
penting untuk dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.
2. Mengevaluasi
pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak
yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka
miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan
mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani
konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut
pandang.
3. Identifikasi
sumber konflik
Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul
begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran
penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
4. Mengetahui
pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan
memilih yang tepat. Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
memilih yang tepat. Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita
mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan pihak lain. Pilihan
tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan
yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat
vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan
terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi
konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan
atasan–bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan
organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari
konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah
satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut
c.Akomodasi
yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke
dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama – sama penting dan
hubungan baik menjadi yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang
dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan
konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan
kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita
pertimbangkan.
Kemampuan menangani konflik tentang
terutama yang menduduki jabatan pimpinan. Yang terpenting adalah mengembangkan
pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap konflik, karena peran
konflik yang tidak selalu negatif terhadap organisasi
Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan kepemimpianannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri
Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan kepemimpianannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri
analisis : apabila dipandang dari segi
manajemen terjadinya konflik terkadang dapat memicu usaha keras seseorang dalam
meningkatkan kinerjanya, oleh karena itu tidak sepantasnya konflik selalu
dipandang buruk. berbeda halnya apabila dari sudut etika bisnis, mungkin untuk
beberapa persoalan konlik tidak dapat dibenarkan namun tidak dapat dipungkiri
dia akan ada. oleh karena itu selama konflik mendekan selesaikanlah konflik
yang terjadi agar dapat memaksimalkan pengalaman yang ada.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat adalah sebagai berikut
- Perbedaan indvidu; perbedaan pendirian dan perasaan
- Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda-beda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola pemikiran dan pendirian kelompoknya
- Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok bisa menyangkut bidan ekonomi, politik dan juga sosial.
- Terdapat perubahan nilai yang cepat secara tiba-tiba dalam masyarakat
Macam-Macam
Konflik
Terdapat berbagai macam
konflik yang dikelompokkan dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
1. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Pihak Yang Terlibat Di Dalamnya
- Konflik dalam diri individu (conflik within the individual), adalah konflik yang terjadi karena memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang terlampau banyak untuk di tinggalkan.
- Konflik antar-individu (conflik among individual), adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
- Konflik antar individu dan kelompok (conflik among individual and groups), adalah konflik yang terjadi karena terdapat individu yang gagal beradaptasi dengan norma-norma kelompok dimana tempat ia bekerja.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflik among groups in the same organization) adalah konflik yang terjadi karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di capai.
- Konflik antar organisasi (conflik among organization), adalah konflik yang terjadi karena tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi yang menimbulkan dampak negatif bagi anggota organisasi lain.
- Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflik among individual in different organization), adalah konflik yang terjadi karena sikap atau perilaku anggota organisasi yang berdampak negatif anggota organisasi lain.
2. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Fungsinya
- Konflik konstruktif, adalah konflik yang mempunyai nilai positif kepada pengembangan organisasi.
- Konflik destruktif, adalah konflik yang memiliki dampak negatif kepada pengembangan organisasi.
3. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
- Konflik vertikal, adalah konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki jabatan yang tidak sama dengan dalam organisasi.
- Konflik horizontal, adalah konflik yang terjadi karena memiliki kedudukan/jabatan yang sama atau setingkat dalam organisasi.
- Konflik garis staf, adalah konflik yang terjadi karyawan yang memegang posisi komando, dengan pejabat staf sebagai penasehat dalam organisasi.
- Konflik peran, adalah konflik yang terjadi karena individu memiliki peran yang lebih dari satu.
4. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Dampak Yang Timbul
- Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik.
- Konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya merugikan orang lain.
5. Macam-Macam
Konflik Berdasarkan Sumber Konflik
- Konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik
- Konflik peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari satu.
- Konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau kelompok.
- Konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi.
6. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Bentuknya
- Konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutannya.
- Konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi karena kebutuhan yang meredakan ketegangan.
7. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Tempat Terjadinya
- Konflik in-group, adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri
- Konflik out-group, adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain.
8. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Pendapat Dahrendorf
- Konflik antara atau dalam peran sosial, seperti antara peran seseorang dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan (profesi).
- Konflik antara kelompok-kelompok sosial,
- Konflik antara kelompok yang terorgansiasi dengan kelompok yang tidak terorganisasi,
- Konflik antara satuan nasional, seperti konflik antara KPK dan Porli dalam menangani kasus tertentu.
- Konflik antarnegara atau antara negara dan organisasi internasional,
Dampak Positif dan
Negatif Konflik
Konflik tidak hanya
memberikan hasil yang berakibat negatif bagi masyarakat, namun konflik juga
memberika dampak yang berakibat positif yang bermanfaat bagi masyarakat. Macam-macam
dampak positif dan negatif konflik adalah sebagai berikut...
a. Dampak Positif
Konflik
- Adanya yang memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari
- Adanya penyesuaian kembali norma dan nilai yang diserta dengan hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan.
- Jalan untuk mengurangi ketegangan antarindividu dan antarkelompok
- Untuk mengurangi atau menekan adanya pertentangan yang terjadi dalam masyarakat
- Membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru
b. Dampak Negatif
Konflik
- Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
- Keretakan hubungan antar anggota kelompok, seperti akibat konflik antarsuku
- Menimbulkan perubahan kebribadian pada individu, seperti adanya rasa benci dan saling curiga akibat perang
- Adanya kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
- Terdapat domoniasi, juga penaklukan,
yang terjadi pada salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
DAFTAR PUSTAKAhttp://mynameiseka-feb14.web.unair.ac.id/artikel_detail-109147-Kuliah-Resume%20Etika%20Bisnis.html
http://dunia.web.id/seo.headline-berita.php/page,akun.headline.tampil.detil/id,452/idc,3/MEMENAJEMENI-KONFLIK-DALAM-SUATU-ORGANISASI.htmlhttp://pujilestarii.blogspot.co.id/2015/12/pengaruh-konflik-sosial-pada-etika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar