Rabu, 08 Juni 2016

TUGAS 13 ETIKA BISNIS



TUGAS KE 13

MENGKAJI ISU – ISU UTAMA ETIKA BISNIS DI INDONESIA

1.      MENGKAJI ETIKA BISNIS di INDONESIA
Berbicara soal etika bisnis, kita masuk pada pembicaraan yang sifatnya abstrak. Ada dua hal yang perlu kita mengerti sebelumnya, pertama kata ETIKA dan kedua BISNIS. Etika merupakan seperangakat kesepakatan umum untuk mengatur hubungan antar orang per orang atau orang per orang dengan masyarakat, atau masyarakat dengan masyarakat lain.
Etika yang kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, maka lahirlah kebijakan yang berupa: Undang-undang, hukum, peraturan dsb. Namun selain yang tertulis terdapat juga yang bersifat tak tertulis. Bentuk tak tertulis tersebut berupa kesepakatan umum dalam masyarakat atau kelompok masyarakat. Kesepakatan ini kemudian lebih dikenal dengan etiket, sopan santun, dsb.
Hal yang sama juga terjadi dalam dunia bisnis. Dalam melakukan aktivitasnya, pelaku bisnis harus memperhitungkan berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan maupun tindakan perusahaan terhadap para stakeholders. Dan didunia bisnis terdapat pula aturan yang mengatur antar pelaku hisnis. Perangkat aturan itu berupa Undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, dll.
Hampir seluruh masyarakat dunia menilai perilaku berbohong, mencuri, menipu, dan menyakiti orang lain sebagai perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral. Sedangkan perilaku kejujuran, menepati janji, membantu orang lain, dan menghormati hak-hak orang lain, dipandang sebagai perilaku etis moral. Pemilahan  perilaku kedalam berbagai kategori perilaku etis dan perilaku tidak etis sangat dibutuhkan untuk menjaga dan memelihara kesinambungan pelaku bisnis dimanapun didunia ini, termasuk di Indonesia. Pertanyaan yang harus kita ajukan, Apakah di Indonesia sudah menjalankan perilaku etis?. Untuk itu seyogyanya terlebih dahulu lebih mengetahui tentang seluk beluk Etika Bisnis. Dibawah ini akan dibahas tentang sumber-sumber pengetahuan yang akan menentukan pemahaman seseorang mengenai perilaku yang etis dan tidak etis dalam dunia bisnis.

Etika bisnis dalam tinjauan di indonesia bisa kita refleksikan pada kondisi krisis ekonomi sekarang ini. Semakin berlarutnya penanganan krisis membuktikan bahwa etika bisnis di indonesia masih buruk baik itu di kalangan swasta dalam hal ini pengusaha, pemerintah baik dari pusat maupun daerah di segala tingkatan. Adanya krisis ekonomi di indonesia disebabkan oleh kebijakan ekonomi pemerintah yang tidak transparan, akuntabel, tidak memperdulikan kepentingan rakyat dan yang lebih utama adalah maraknya praktek KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). Kinerja pemerintah bisa kita lihat pada gambaran menyeluruh dari kondisi bangsa kita sekarang ini. Kebijakan ekonomi pada waktu itu bila ditinjau dalam prespektif etika bisnis banyak yang tidak objektif (masuk akal). Hal itu bisa dilihat pada angka-angka sebagai indikator ekonominya.
            Kita melihat bahwa Indonesia selama 30 tahun sebelum adanya krisis dipandang sebagai negara yang berhasil dan dipuji Bank Dunia sebagai negara yang pembangunannya telah berhasil dan dimasukkan sebagai bagian dari keajaiban Asia Timur.Tapi setelah adanya krisis kita dihadapkan pada kenyataan bahwa kita terbelenggu oleh utang yang tidak akan habis sampai dengan sepuluh keturunan anak cucu kita.Di jaman Soeharto utang dianggap sebagai pendapatan pembangunan, dikatakan utang khususnya luar negeri dalam kondisi sustainable jika tidak mencapai 20 % dari total GDP. Kondisi ini tentunya akan sangat memberatkan pemerintah di kemudian harinya. Karena utang adalah indikator dalam menentukan soliditas keuangan.
            Tidak saja masalah utang yang mengakibatkan indonesia didera krisis, masalah lainnya adalah tentang krisis perbankan di Indonesia. Hal itu terjadi karena bank-bank banyak yang telah bermain curang. Bank-bank kita telah digerogoti oleh pemiliknya sendiri. Pada waktu itu bank-bank yang kalah clearing dan harus diskors ditolong oleh pemerintah melalui fasilitas diskonto. Kejadian itu tidak sekali atau dua kali tapi sudah berlangsung lama. Dampaknya adalah pada kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Praktek kecurangan perbankan  lainnya adalah tentang pembuatan bank-bank fiktif yang hanya digunakan untuk menarik modal.
            Rendahnya etika bisnis yang terlihat dari kebijakan pemerintah yang tidak masuk akal tercermin juga pada hal lain, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh praktek KKN (korupsi, kolusi, Nepotisme). Menurut Kwik Kian Gie KKN adalah sumber dari permasalahan krisis yang terjadi di indonesia. KKN adalah the roots of all evils. Setiap proyek baik proyek yang didanai oleh pihak luar negeri atau pemerintah selalu digerogoti oleh para koruptor. Yang terjadi kemudian adalah otak kita telah dipenuhi oleh otak proyek. Karena dengan adanya proyek tersebut dampaknya adalah pada pemasukan ke kantong-kantong pribadi yang ujung-ujungnya korupsi.
Kalau kita melihat dari fenomena diatas tentunya kesalahan terbesar dalam memahami keberadaan etika dan moral dalam suatu bisnis di Indonesia terletak pada kecenderungan untuk memisahkan keduanya dari keberadaan sistem kemasyarakatan. Etika dan moral dalam pandangan yang berkembang di Indonesia cenderung dilihat sebagai sebuah variabel yang semata-mata tumbuh dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang. Jadi tidak diwujudkan dalam sebuah lingkup yang lebih besar misalnya dalam sebuah negara atau perusahaan.
Dengan demikian, etika dan moral cenderung dipandang sebagai variabel bebas yang sama sekali tidak tergantung pada kondisi kualitas sistem kemasyarakat secara menyeluruh. Kecenderungan seperti itu antara lain tampak pada kecenderungan untuk menyamakan keberadaan etika dan moral seseorang atau sekelompok orang dengan keberadaan mutiara. Sebagaimana dikemukakan oleh sebuah ungkapan, "Sekali mutiara akan tetap mutiara. Walaupun dilemparkan ke dalam lumpur sekali pun, ia akan tetap mutiara." Artinya, seseorang atau sekelompok orang yang memiliki etika dan moral baik, akan tetap menjadi orang baik dalam sebuah sistem kemasyarakat yang jahat sekalipun. Kesimpulan seperti itu, walaupun dapat ditemukan pada pribadi-pribadi tertentu, mustahil dapat dibenarkan pada tingkat kehidupan bermasyarakat secara umum.
Di Indonesia, etika bisnis juga merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus baru. Sebagai sesuatu yang bukan baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya bisnis dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Dalam memproduksi sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo dulu juga telah berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi. Namun dengan ciri khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, maka masyarakat Indonesia termotivasi untuk menghindari konflik-konflik kepentingan termasuk dalam dunia bisnis.
Secara normatif, etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus semenjak diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan dari pasal 33 UUD 45 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan ekonomi negara RI semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau pemilik negeri ini. Jadi pembangunan ekonomi Indonesia sama sekali tidak diperuntukkan bagi segelintir orang untuk memperkaya diri atau untuk kelompok orang tertentu saja yang kebetulan tengah berposisi strategis melainkan demi seluruh rakyat Indonesia. Dua hal penting yang menjadi hambatan bagi perkembangan etika bisnis di Indonesia adalah budaya masyarakat Indonesia dan kondisi sosial-politik di Indonesia.
2.      Sebelum masuk ke contoh kasus dalam etika bisnis dalam kajian konflik sosial. Terlebih dahulu apa pengertian dari konflik itu sendiri.
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Bahkan, tidak ada satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik. Tiap masyarakat pasti pernah mengalami konflik, baik konflik dalam cakupan kecil atau konflik berskala besar. Konflik yang cakupannya kecil, seperti konflik dalam keluarga, teman, dan atasan/bawahan. Sementara itu, konflik dalam cakupan besar, seperti konflik antargolongan atau antar kampung. 

PENGARUH KONFLIK SOSIAL PADA ETIKA BISNIS

Faktor – Faktor Sosial yang Mempengaruhi Etika
1.      Norma – norma budaya : perilaku seseorang hingga beberapa tingkat dipengaruhi oleh norma – norma budaya, dan faktor – faktor sosial yang bervariasi dari budaya satu ke budaya yang lain.
2.      Rekan Kerja : tindakan dan keputusan rekan kerja merupakan faktor sosial lain yang membentuk rasa etika bisnis seseorang.
3.      Orang lain yang berpengaruh : nilai – nilai dan moral dari “orang yang dianggap berpengaruh” dapat mempengaruhi persepsi karyawan tentang perilaku etis dan tidak etis ditempat kerja.
4.      Penggunaan internet

Faktor-faktor yang mempengaruhi Konflik Dapat dikelompokan ke dalam 2 kelompok besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal meliputi :
1.      Kemantapan Organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.
2.      Sistem Nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
3.      Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
4.      Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dlam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Faktor Eksternal meliputi :
1.      Keterbatasan Sumber Daya
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
2.      Kekaburan aturan/norma di masyarakat Hal ini memperbesar peluang
perbedaan persepsi dan pola bertindak.
3.      Derajat ketergantungan dengan pihak lain Semakin tergantung satu pihak
dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4.      Pola interaksi dengan pihak lain Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.Penanganan Konflik Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui
kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik.

Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain :
1.       Introspeksi diri
Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.
2.      Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
3.      Identifikasi sumber konflik
Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
4.      Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan
memilih yang tepat. Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a.       Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan–bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b.      Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut
c.Akomodasi
            yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
d.       Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama – sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
e.       Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
Kemampuan menangani konflik tentang terutama yang menduduki jabatan pimpinan. Yang terpenting adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap organisasi
Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan kepemimpianannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri
analisis : apabila dipandang dari segi manajemen terjadinya konflik terkadang dapat memicu usaha keras seseorang dalam meningkatkan kinerjanya, oleh karena itu tidak sepantasnya konflik selalu dipandang buruk. berbeda halnya apabila dari sudut etika bisnis, mungkin untuk beberapa persoalan konlik tidak dapat dibenarkan namun tidak dapat dipungkiri dia akan ada. oleh karena itu selama konflik mendekan selesaikanlah konflik yang terjadi agar dapat memaksimalkan pengalaman yang ada.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat adalah sebagai berikut
  • Perbedaan indvidu; perbedaan pendirian dan perasaan 
  • Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda-beda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola pemikiran dan pendirian kelompoknya
  • Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok bisa menyangkut bidan ekonomi, politik dan juga sosial. 
  • Terdapat perubahan nilai yang cepat secara tiba-tiba dalam masyarakat
Macam-Macam Konflik 
Terdapat berbagai macam konflik yang dikelompokkan dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
1. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Pihak Yang Terlibat Di Dalamnya 
  • Konflik dalam diri individu (conflik within the individual), adalah konflik yang terjadi karena memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang terlampau banyak untuk di tinggalkan. 
  • Konflik antar-individu (conflik among individual), adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.  
  • Konflik antar individu dan kelompok (conflik among individual and groups),  adalah konflik yang terjadi karena terdapat individu yang gagal beradaptasi dengan norma-norma kelompok dimana tempat ia bekerja. 
  • Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflik among groups in the same organization) adalah konflik yang terjadi karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di capai. 
  • Konflik antar organisasi (conflik among organization), adalah konflik yang terjadi karena tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi yang menimbulkan dampak negatif bagi anggota organisasi lain.   
  • Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflik among individual in different organization),  adalah konflik yang terjadi karena sikap atau perilaku anggota organisasi yang berdampak negatif anggota organisasi lain. 
2. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Fungsinya 
  • Konflik konstruktif, adalah konflik yang mempunyai nilai positif kepada pengembangan organisasi. 
  • Konflik destruktif, adalah konflik yang memiliki dampak negatif kepada pengembangan organisasi. 
3. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
  • Konflik vertikal, adalah konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki jabatan yang tidak sama dengan dalam organisasi.  
  • Konflik horizontal, adalah konflik yang terjadi karena memiliki kedudukan/jabatan yang sama atau setingkat dalam organisasi. 
  • Konflik garis staf, adalah konflik yang terjadi karyawan yang memegang posisi komando, dengan pejabat staf sebagai penasehat dalam organisasi. 
  • Konflik peran,  adalah konflik yang terjadi karena individu memiliki peran yang lebih dari satu. 
4. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Dampak Yang Timbul 
  • Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik. 
  • Konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya merugikan orang lain. 
5. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Sumber Konflik 
  • Konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik
  • Konflik peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari satu. 
  • Konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau kelompok. 
  • Konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi. 
6. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Bentuknya
  • Konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutannya. 
  • Konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi karena kebutuhan yang meredakan ketegangan. 
7. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Tempat Terjadinya 
  • Konflik in-group, adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri
  • Konflik out-group, adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain.
8. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Pendapat Dahrendorf
  • Konflik antara atau dalam peran sosial, seperti antara peran seseorang dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan (profesi). 
  • Konflik antara kelompok-kelompok sosial,  
  • Konflik antara kelompok yang terorgansiasi dengan kelompok yang tidak terorganisasi,  
  • Konflik antara satuan nasional, seperti konflik antara KPK dan Porli dalam menangani kasus tertentu. 
  • Konflik antarnegara atau antara negara dan organisasi internasional, 
Dampak Positif dan Negatif Konflik 
Konflik tidak hanya memberikan hasil yang berakibat negatif bagi masyarakat, namun konflik juga memberika dampak yang berakibat positif yang bermanfaat bagi masyarakat. Macam-macam dampak positif dan negatif konflik adalah sebagai berikut...

a. Dampak Positif Konflik 
  • Adanya yang memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari
  • Adanya penyesuaian kembali norma dan nilai yang diserta dengan hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan. 
  • Jalan untuk mengurangi ketegangan antarindividu dan antarkelompok 
  • Untuk mengurangi atau menekan adanya pertentangan yang terjadi dalam masyarakat
  • Membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru
b. Dampak Negatif Konflik 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar